Minggu, 06 Januari 2013

MAKALAH PRAKTEK PENDIDIKAN NABI MUHAMMAD

MAKALAH
PRAKTEK PENDIDIKAN NABI MUHAMMAD
Disusun Guna Memenuhi Tugas SSPI/3
Dosen pengampu Dr. H. Saerozi/3




Oleh
S A E  F U D I N
1511310192



PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG 
2012

KATA PENGANTAR


Mempelajari sejarah pendidikan Islam amat penting terutama bagi pelajar  dan pemimpin  Islam. Dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam dapatlah kita ketahui sebab kemajuan Islam karena baik cara didikan dan ajaranya dan sebab kemunduran Islam karena salah cara didikan dan ajaranya . Dengan mengeahui sejarah pendidikan Islam dapatlah kita ketahui sebab terang benderangnya didikan dan ajaran Islam dan sebab gelap gulitanya.
Apabila kita ketahui dalam sejarah sebab-sebab kemajuan Islam tentulah kita usahakan sebab-sebab kemajuan itu, dan apabila kita ketahui sebab-sebab kemunduranya tentu kita akan menghindari sebab-sebab kemunduran itu. Dengan memplajari sejarah pendidan Islam kita dapat membuat sejarah yang gilang gemilang dalam pendidikan yang kita usahakan utuk anak anak dan pemuda kita.
Kita berdoa semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah kepada kita untuk melaksanakan pendidikan yang terbaik. 


BAB I

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
    A.    Masa Kerasulan
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira’ di Makkah pada tahun 610 M. Dengan tiba-tiba Malaikat Jibril memeluk Muhammad seraya berkata :                      “Bacalah ya Muhammad !” jawab Muhammad : “saya tidak dapat membaca”. Malaikat Jibril memeluk Muhammad kembali dan menyuruh membaca. Muhammad menjawab : “saya tidak dapat membaca”. Untuk ketiga kalinya Malaikat Jibril menyuruh Muhammad untuk membaca sambil memeluk erat-erat. Muhammad akhirnya berkata kepada Malaikat Jibril : “apa yang harus saya baca?” Kemudian Malaikat Jibril menjawab pertanyaan Muhammad, dengan membawa wahyu pertama dari Allah SWT seperti yang tercantum dalam surat Al Alaq, dengan artinya yaitu :[1]

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3.      Bacalah, dan tuhanmulah yang paling pemurah
4.      Yang mengajari (manusia) dengan perantara qolam
5.      Dialah mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua, artinya kira-kira demikian : “Hai, orang berselimut (Muhammad). Bangunlah dan beri ingatlah (kaummu)! Dan besarkanlah Tuhanmu ! Dan bersihkanlah pakaianmu ! Dan tinggalkanlah dosa (berhala) ! Jangan engkau memberi, supaya mendapat lebih banyak ! Dan sabarlah (menurut perintah) Tuhanmu !”[2]
Dalam kedua wahyu yang mula–mula turun itu dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan dalam Islam terdiri dari empat macam :
Pendidikan Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan dipersekutukan dengan nama berhala, karena Tuhan itu Mahabesar dan Mahapemurah ; sebab itu hendaklah dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.

)      Pendidikan ‘Aqliyah dan Ilmiah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. Alam akan mengajarkan demikan itu kepada orang-orang yang mau menyelidiki dan membahasnya, sedangkan mereka dahulu belum mengetahuinya. Untuk mempelajari hal-hal itu haruslah dengan banyak membacdan menyelidiki serta memakai pena untuk mencatat.)      Pendidikan Akhlak dan Budi Pekerti, yaitu sipendidik hendaklah suka memberi/ mengajar tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pemberian itu, melainkan karena Allah semata-mata dan mengharapkan keridloanNya. Begitu juga sipendidik harus berhati sabar dan tabah dalam melakukan tugasnya.
)      Pendidikan jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih badan dan bersih tempat kediaman. Terutama sipendidik harus bersih pakaian, suci hati dan baik budi pekertinya, supaya menjadi contoh dan tiru teladan bagi anak-anak didiknya.[3]

    A.    Cara Nabi Menyiarkan Agama Islam
Dengan turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada kaumnya khususnya dan kepada umat manusia umumnya, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan agama Islam.
Kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu lain, semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan bersembunyi-sembunyi.
Setelah agak banyak orang memeluk agama Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah pendidikan Islam. Bahkan rumah itu masih dikenang sampai sekarang di Makkah. Di sanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar/ pokok-pokok agama Islam kepada sahabatsahabatnya. Di sanalah Nabi membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an kepada pengikut-pengikutnya.

Di sanalah Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi bersembahyang bersama sahabat-sahabatnya. (belum lagi sembahyang lima waktu).
Pendeknya di rumah Al-Arqam itulah terbentuk jama’ah Islamiyyah yang pertama.
Selain daripada itu Nabi juga mengajarkan agama Islam di rumah beliau sendiri, bila ada orang datang berkunjung kepada beliau.
Tiga tahun lamanya Nabi menyeru penduduk Makkah supaya memeluk agama Islam dengan bersembunyi-sembunyi dan tetap berpusat di rumah Al-Arqam itu.
Kemudian turun wahyu menyuruh Nabi, supaya menyiarkan agama Islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan berterang-terang. Lalu Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran Islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan Islam.
Cara Nabi menyiarkan agama islma ialah dengan berpidato dan bertabligh di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, seperti di pecan “ukaz, terutama di musim haji. Ketika itu banyak orang dari suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota Makkah. Begitu pula Nabi menyiarkan agama Islam dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisikan petunjuk dan pengajaran kepada umum.
Oleh karena isi Al-Qur’an terang dan hebat, bahasanya indah dan fasihat, menarik dan bersemangat, lambat laun penduduk Makkah memeluk Islam sedikit demi sedikit, akhirnya bertambah banyak dan ramai juga. Meskipun mereka menderita siksaan dari kaum Quraisy, mereka tetap dalam keimanan. Nabi sendiri menderita kesulitan juga, tetapi beliau menyiarkan agama Islam setapak tak mau surut.
“Demi Allah,” kata Nabi, “kalau mereka letakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku, supaya kutinggalkan pekerjaan ini (penyiaran Islam) ; sehingga ia dilahirkan Allah atau aku mati karenanya niscaya tiada kutinggalkan pekerjaan ini !” Demikian kemauan Nabi dan keyakinannya dalam menyiarkan agama Islam.[1]
A.    Belajar Membaca  Menulis  dan  Bahasa  Asing pada Masa Nabi Muhamad SAW
Sebelum lahir  agama Islam penduduk Hijaz telah belajar membaca dan menulis dari penduduk Hirah, penduduk Hirah belajar dari Himyariyin. Orang yang mula-mula belajar membaca dan menulis diantara penduduk Makkah ialah Sufyan bin Umaiyah dan Abu Qais bin Abdul Manaf. Keduanya belajar dari Bisyr bin Abdul Malik. Setelah keduanyapandai belajar membaca dan menulis, lalu ia mengajarkannya kepada penduduk Makkah
Pada permulaan Nabi SAW menyiarkan agama Islam di Makkah telah ada bebeapa orang yang pandai baca tulis. Diantaranya kaum Quraisy sendiri ada 17 orang yaitu:
1.      Umar  bin Khattab
2.      Ali bin Abi Thalib
3.      Usman bin Affan
4.      Abu Ubaiah bin al-Jarrah
5.      Talhah
6.      Yazid bin Abi Sufyan
7.      Abu Huzaifah bin  Utbah
8.      Hatib bin Amar
9.      Abu Salamah bi Abdul Asad
10.  Aba bin Saidbin al-Ash
11.  Khalid bin Sa’id
12.  Saudaranya
13.  Abdulla bi Sad
14.  Huwaithib bin Abdul Uzz1\o651a
15.  Abu Sufyan bini Harb
16.  Muawyah Ibin Abu Sufyan
17.  Jhaimbin  as-Shalt
Selain kaum laki-laki ada juga kaum wanita yang pandai baca tulis, Yaitu:
1.      Hafsah istri Nabi
2.      Ummi Kalsu binti Uqbah
3.      Aisyah bintii Sa’d
4.      As-Syifak binti Abdulla
5.      Karimah binti al-Miqdad

B.     Intisari Pendidikan dan Pengajaran Islam yang Diberikan Nabi SAW
Nabi s.a.w tinggal di Makkah sejak mulai jadi Nabi sampai hijrah ke Madinah, lamnya 12 tahun 5 bulan dan 21 hari. Pengajaran yang diberikan Nabi selama itu ialah menyampaikan wahyu Allah, Al-Qur’an, terdiri dari 93 surat yang diturunkan di Makkah sebelum hijrah, yaitu surat-surat makiyyah namanya.
Diantara inti-sari pengajran di Makkah itu, ialah menerangkan pokok-pokok agama Islam, seperti beriman kepada Allah, rasulNya dan hari yang kemudian, serta sedikit amal ibadat, yaitu sembahyang. Adapun zakat belum diperinci di Makkah, bahwa zakat pada waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.
Selain daripada itu menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik dan melarang mereka berperangai jahat dan berkelakuan buruk.
Pendeknya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah, ialah pendidikan keagamaan dan akhlak ; serta menganjurkan kepada manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta, sebagai anjuran kepada pendidikan ‘aqliyah dan ilmiah.
Di bawah ini diuraikan sebagai inti-sari pengajaran itu dengan ringkas :
A.    I’tiqad dan Keimanan
1.      Pokok yang pertama dan utama dalam Islam ialah beiman dan mengi’tiqadkan adanya Allah yang Mahaesa.
2.      Muhammad adalah Nabi dan Rosul Allah, diwahyukan Allah kepadanya Al-Qur’an untuk petunjuk dan pengajaran kepada seluruh umat manusia.
3.      Sesudah hidup di dunia ini ada hidup yang lain, hidup di akhirat, hari pembalasan (maliki yaumiddin).



B.     Amal Ibadat
Amal ibadat yang diperlukan Allah di Makkah iala Sholat sebagai pernyataan mengabd kepada Allah dan ikhlas hati menyembahNya bahkan sebagai ucapan terima kasih dan syukur kepada Allah atas nikmtaNya yang tidak terhitung banyaknya. Selain itu faidah sholat isalah untuk membersihkan jiwa dan meghubugkan hati kepada Allah serta mengingatNya, dengan demikian sholat itu akan mencegah manusia berbuat dosa dan keji
  C.   Akhlak
Selain keimanan dan amal ibadat tersebut di atas Nab menganjurkan akhlak yang baik dan melarang melakukan yang jahat.
Diantara akhlak baik yang diajurkan Nabi :
   1.  Adil yang muthlak
   2.      Berbuat kebaikan kepada orang dengan menolong dan membantu amal sosial
   3.      Menepati janji
   4.      Pemaaf
   5.      Takut kepada Allah
   6.      Syukur dan terima kasih kepada Allah atas nikmatNya
   7.      Bersatu padu menegakkan agama
   8.      Berbuat kebaikan kepada kedua orang tua
   9.      Memberi makan kepada keluarga, orang miskin dan musafir
   10.   Hidup sederhana
   11.   Menyempurnakan timbangan
   12.   Berhati sabar dan tabah atas cobaan yang menimpanya
13.   Menyuruh dengan yang makruf dan melarang dari yang mungkar
14.   Lain-lain
Diantara akhlak jahat yang dilarang Nabi :
   1.      Mempersekutukan Allah
   2.      Membunuh anak sendiri
   3.      Membunuh orang dengan tiada hak
   4.      Mengambil harta anak yatim
   5.      Mengurangi timbangan 
   6.      Berzina
   7.      Berkata kasar terhadap kedua orang tua
   8.      Mubadzir
   9.      Berlaku bakhil
   10.   Membicarakan soal tanpa ilmu pegetahuan
   11.   Berlaku sombong terhadap sesama manusia
   12.   Berpecah belah dalam agama
   13.   Dan lain-lain


DAFTAR PUSTAKA
DEPAG RI, Sejarah Kebudaya Islam, Jakarta,  2006, hal : 50
Philip K. Hitti, History of the Arabs (terj.R. Cecep lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi), Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2010, hal. 141
Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Pendidkan Islam, Jakarta : PT. Hida Karya Agung, 1981 M, hal. 5

[1]  Ibid, hal. 7-8


[1]  Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Pendidkan Islam, Jakarta : PT. Hida Karya Agung, 1981 M, hal. 5 


[2]  Philip K. Hitti, History of the Arabs (terj.R. Cecep lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi), Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2010, hal. 141


[3]  DEPAG RI, Sejarah Kebudaya Islam, Jakarta,  2006, hal : 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>