MAKALAH
PRAKTEK PENDIDIKAN NABI MUHAMMAD
Disusun Guna Memenuhi Tugas SSPI/3
Dosen pengampu Dr. H. Saerozi/3
Oleh
S A E F U D I N
1511310192
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012
Mempelajari sejarah pendidikan Islam amat penting terutama bagi
pelajar dan pemimpin Islam. Dengan mempelajari sejarah pendidikan
Islam dapatlah kita ketahui sebab kemajuan Islam karena baik cara didikan dan
ajaranya dan sebab kemunduran Islam karena salah cara didikan dan ajaranya .
Dengan mengeahui sejarah pendidikan Islam dapatlah kita ketahui sebab terang
benderangnya didikan dan ajaran Islam dan sebab gelap gulitanya.
Apabila kita ketahui dalam sejarah sebab-sebab kemajuan Islam tentulah kita
usahakan sebab-sebab kemajuan itu, dan apabila kita ketahui sebab-sebab
kemunduranya tentu kita akan menghindari sebab-sebab kemunduran itu. Dengan
memplajari sejarah pendidan Islam kita dapat membuat sejarah yang gilang gemilang
dalam pendidikan yang kita usahakan utuk anak anak dan pemuda kita.
Kita berdoa semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah
kepada kita untuk melaksanakan pendidikan yang terbaik.
BAB I
PENDIDIKAN
ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
A. Masa
Kerasulan
Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira’ di Makkah pada tahun 610
M. Dengan tiba-tiba Malaikat Jibril memeluk Muhammad seraya berkata : “Bacalah
ya Muhammad !” jawab Muhammad : “saya tidak dapat membaca”. Malaikat Jibril
memeluk Muhammad kembali dan menyuruh membaca. Muhammad menjawab : “saya tidak
dapat membaca”. Untuk ketiga kalinya Malaikat Jibril menyuruh Muhammad untuk
membaca sambil memeluk erat-erat. Muhammad akhirnya berkata kepada Malaikat
Jibril : “apa yang harus saya baca?” Kemudian Malaikat Jibril menjawab
pertanyaan Muhammad, dengan membawa wahyu pertama dari Allah SWT seperti yang
tercantum dalam surat Al Alaq, dengan artinya yaitu :[1]
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah
3. Bacalah, dan tuhanmulah yang paling pemurah
4. Yang mengajari (manusia) dengan perantara
qolam
5.
Dialah mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui
Kemudian
disusul oleh wahyu yang kedua, artinya kira-kira demikian : “Hai, orang
berselimut (Muhammad). Bangunlah dan beri ingatlah (kaummu)! Dan besarkanlah
Tuhanmu ! Dan bersihkanlah pakaianmu ! Dan tinggalkanlah dosa (berhala) !
Jangan engkau memberi, supaya mendapat lebih banyak ! Dan sabarlah (menurut
perintah) Tuhanmu !”[2]
Dalam
kedua wahyu yang mula–mula turun itu dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan
dalam Islam terdiri dari empat macam :
Pendidikan Keagamaan,
yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan dipersekutukan
dengan nama berhala, karena Tuhan itu Mahabesar dan Mahapemurah ; sebab itu
hendaklah dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
) Pendidikan
‘Aqliyah dan Ilmiah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan
kejadian alam semesta. Alam akan mengajarkan demikan itu kepada orang-orang
yang mau menyelidiki dan membahasnya, sedangkan mereka dahulu belum
mengetahuinya. Untuk mempelajari hal-hal itu haruslah dengan banyak membacdan
menyelidiki serta memakai pena untuk mencatat.) Pendidikan
Akhlak dan Budi Pekerti, yaitu sipendidik hendaklah suka memberi/ mengajar
tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pemberian itu, melainkan
karena Allah semata-mata dan mengharapkan keridloanNya. Begitu juga sipendidik
harus berhati sabar dan tabah dalam melakukan tugasnya.
) Pendidikan
jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih
badan dan bersih tempat kediaman. Terutama sipendidik harus bersih pakaian,
suci hati dan baik budi pekertinya, supaya menjadi contoh dan tiru teladan bagi
anak-anak didiknya.[3]
A. Cara
Nabi Menyiarkan Agama Islam
Dengan
turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah,
supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk
memberi peringatan dan pengajaran kepada kaumnya khususnya dan kepada umat
manusia umumnya, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan agama
Islam.
Kemudian
kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu lain, semuanya itu disampaikan dan
diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya
dengan bersembunyi-sembunyi.
Setelah agak banyak
orang memeluk agama Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam
untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Rumah
Al-Arqam itulah tempat pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah pendidikan
Islam. Bahkan rumah itu masih dikenang sampai sekarang di Makkah. Di sanalah
Nabi mengajarkan dasar-dasar/ pokok-pokok agama Islam kepada sahabatsahabatnya.
Di sanalah Nabi membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an kepada pengikut-pengikutnya.
Di
sanalah Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau
menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi
bersembahyang bersama sahabat-sahabatnya. (belum lagi sembahyang lima waktu).
Pendeknya
di rumah Al-Arqam itulah terbentuk jama’ah Islamiyyah yang pertama.
Selain
daripada itu Nabi juga mengajarkan agama Islam di rumah beliau sendiri, bila
ada orang datang berkunjung kepada beliau.
Tiga
tahun lamanya Nabi menyeru penduduk Makkah supaya memeluk agama Islam dengan
bersembunyi-sembunyi dan tetap berpusat di rumah Al-Arqam itu.
Kemudian
turun wahyu menyuruh Nabi, supaya menyiarkan agama Islam kepada seluruh
penduduk jazirah Arab dengan berterang-terang. Lalu Nabi melaksanakan tugas itu
dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan
sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran Islam dan mendidik sahabat-sahabatnya
dengan pendidikan Islam.
Cara
Nabi menyiarkan agama islma ialah dengan berpidato dan bertabligh di tempat-tempat
yang ramai dikunjungi orang, seperti di pecan “ukaz, terutama di musim haji.
Ketika itu banyak orang dari suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota Makkah.
Begitu pula Nabi menyiarkan agama Islam dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an
yang berisikan petunjuk dan pengajaran kepada umum.
Oleh
karena isi Al-Qur’an terang dan hebat, bahasanya indah dan fasihat, menarik dan
bersemangat, lambat laun penduduk Makkah memeluk Islam sedikit demi sedikit,
akhirnya bertambah banyak dan ramai juga. Meskipun mereka menderita siksaan
dari kaum Quraisy, mereka tetap dalam keimanan. Nabi sendiri menderita
kesulitan juga, tetapi beliau menyiarkan agama Islam setapak tak mau surut.
“Demi
Allah,” kata Nabi, “kalau mereka letakkan matahari di kananku dan bulan di
kiriku, supaya kutinggalkan pekerjaan ini (penyiaran Islam) ; sehingga ia
dilahirkan Allah atau aku mati karenanya niscaya tiada kutinggalkan pekerjaan
ini !” Demikian kemauan Nabi dan keyakinannya dalam menyiarkan agama Islam.[1]
A. Belajar
Membaca Menulis dan
Bahasa Asing pada Masa Nabi
Muhamad SAW
Sebelum
lahir agama Islam penduduk Hijaz telah
belajar membaca dan menulis dari penduduk Hirah, penduduk Hirah belajar dari
Himyariyin. Orang yang mula-mula belajar membaca dan menulis diantara penduduk Makkah
ialah Sufyan bin Umaiyah dan Abu Qais bin Abdul Manaf. Keduanya belajar dari
Bisyr bin Abdul Malik. Setelah keduanyapandai belajar membaca dan menulis, lalu
ia mengajarkannya kepada penduduk Makkah
Pada permulaan Nabi SAW
menyiarkan agama Islam di Makkah telah ada bebeapa orang yang pandai baca
tulis. Diantaranya kaum Quraisy sendiri ada 17 orang yaitu:
1. Umar bin Khattab
2. Ali
bin Abi Thalib
3. Usman
bin Affan
4. Abu
Ubaiah bin al-Jarrah
5. Talhah
6. Yazid
bin Abi Sufyan
7. Abu
Huzaifah bin Utbah
8. Hatib
bin Amar
9. Abu
Salamah bi Abdul Asad
10. Aba
bin Saidbin al-Ash
11. Khalid
bin Sa’id
12. Saudaranya
13. Abdulla
bi Sad
14. Huwaithib
bin Abdul Uzz1\o651a
15. Abu
Sufyan bini Harb
16. Muawyah
Ibin Abu Sufyan
17. Jhaimbin as-Shalt
Selain
kaum laki-laki ada juga kaum wanita yang pandai baca tulis, Yaitu:
1. Hafsah
istri Nabi
2. Ummi
Kalsu binti Uqbah
3. Aisyah
bintii Sa’d
4. As-Syifak
binti Abdulla
5. Karimah
binti al-Miqdad
B. Intisari
Pendidikan dan Pengajaran Islam yang Diberikan Nabi SAW
Nabi
s.a.w tinggal di Makkah sejak mulai jadi Nabi sampai hijrah ke Madinah, lamnya
12 tahun 5 bulan dan 21 hari. Pengajaran yang diberikan Nabi selama itu ialah
menyampaikan wahyu Allah, Al-Qur’an, terdiri dari 93 surat yang diturunkan di Makkah
sebelum hijrah, yaitu surat-surat makiyyah namanya.
Diantara
inti-sari pengajran di Makkah itu, ialah menerangkan pokok-pokok agama Islam,
seperti beriman kepada Allah, rasulNya dan hari yang kemudian, serta sedikit
amal ibadat, yaitu sembahyang. Adapun zakat belum diperinci di Makkah, bahwa
zakat pada waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.
Selain
daripada itu menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik dan melarang
mereka berperangai jahat dan berkelakuan buruk.
Pendeknya
pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah, ialah
pendidikan keagamaan dan akhlak ; serta menganjurkan kepada manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan
dan alam semesta, sebagai anjuran kepada pendidikan ‘aqliyah dan ilmiah.
Di
bawah ini diuraikan sebagai inti-sari pengajaran itu dengan ringkas :
A. I’tiqad
dan Keimanan
1. Pokok
yang pertama dan utama dalam Islam ialah beiman dan mengi’tiqadkan adanya Allah
yang Mahaesa.
2. Muhammad
adalah Nabi dan Rosul Allah, diwahyukan Allah kepadanya Al-Qur’an untuk
petunjuk dan pengajaran kepada seluruh umat manusia.
3. Sesudah
hidup di dunia ini ada hidup yang lain, hidup di akhirat, hari pembalasan
(maliki yaumiddin).
B. Amal
Ibadat
Amal
ibadat yang diperlukan Allah di Makkah iala Sholat sebagai pernyataan mengabd
kepada Allah dan ikhlas hati menyembahNya bahkan sebagai ucapan terima kasih
dan syukur kepada Allah atas nikmtaNya yang tidak terhitung banyaknya. Selain
itu faidah sholat isalah untuk membersihkan jiwa dan meghubugkan hati kepada
Allah serta mengingatNya, dengan demikian sholat itu akan mencegah manusia
berbuat dosa dan keji
C. Akhlak
Selain
keimanan dan amal ibadat tersebut di atas Nab menganjurkan akhlak yang baik dan
melarang melakukan yang jahat.
Diantara
akhlak baik yang diajurkan Nabi :
1. Adil
yang muthlak
2. Berbuat
kebaikan kepada orang dengan menolong dan membantu amal sosial
3. Menepati
janji
4. Pemaaf
5. Takut
kepada Allah
6. Syukur
dan terima kasih kepada Allah atas nikmatNya
7. Bersatu
padu menegakkan agama
8. Berbuat
kebaikan kepada kedua orang tua
9. Memberi
makan kepada keluarga, orang miskin dan musafir
10. Hidup sederhana
11. Menyempurnakan timbangan
12. Berhati sabar dan tabah atas cobaan yang
menimpanya
13. Menyuruh dengan yang makruf dan melarang dari
yang mungkar
14. Lain-lain
Diantara
akhlak jahat yang dilarang Nabi :
1. Mempersekutukan
Allah
2. Membunuh
anak sendiri
3. Membunuh
orang dengan tiada hak
4. Mengambil
harta anak yatim
5. Mengurangi
timbangan
6. Berzina
7. Berkata
kasar terhadap kedua orang tua
8. Mubadzir
9. Berlaku
bakhil
10. Membicarakan soal tanpa ilmu pegetahuan
11. Berlaku sombong terhadap sesama manusia
12. Berpecah belah dalam agama
13. Dan lain-lain
DAFTAR
PUSTAKA
DEPAG RI, Sejarah Kebudaya Islam, Jakarta, 2006, hal : 50
Philip K. Hitti, History of the Arabs (terj.R. Cecep
lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi), Jakarta,
Serambi Ilmu Semesta, 2010, hal. 141
Prof. DR. H. Mahmud
Yunus, Pendidkan Islam, Jakarta : PT. Hida Karya Agung, 1981 M, hal. 5
[1]
Ibid, hal. 7-8
[2] Philip K. Hitti, History of the Arabs (terj.R. Cecep lukman Yasin & Dedi Slamet
Riyadi), Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2010, hal. 141
[3]
DEPAG RI, Sejarah Kebudaya Islam,
Jakarta, 2006, hal : 50
Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar